Cerita Seorang Bapak Kepada Bapaknya Bapak-Bapak
Episode Kesatu
Aku punya sebidang kebun bunga yang tak begitu luas
Pekerjaanku adalah kewajibanku
Kusirami bunga-bungaku dengan ilmu yang tercurah dari batok kepalaku
Kupupuki bunga-bungaku dengan kompos pengalaman tak begitu baikku dahulu
Kubisikki bunga-bungaku dengan kata-kata yang tak begitu bijak punyaku
Bahkan nasehat ke-Aku-anku kujadikan pagar kebun bungaku
Hei...Bapaknya bapak-bapak....ternyata...
Beberapa kuntum bunga bertanya padaku dengan lugu
"Wahai Bapak penjaga kebun kami...
Apakah....
ilmu yang tercurah dari batok kepalamu dan...
pengalaman tak begitu baikmu dahulu dan...
kata-kata yang tak begitu bijak punyamu dan...bahkan...
nasehat ke-Aku-anmu yang kaujadikan pagar kebun kami...
bisa kau berikan lebih kepada kami???
Apakah?....Apakah?...Apakah?"
Aku bingung memikirkan pertanyaan beberapa kuntum bungaku
Tak segera kujawab sebab kewajibanku adalah semua bunga-bunga yang ada di kebun bungaku
Bapaknya bapak-bapak....
Lampu di otakku menyala benderang pertanda ada jawab
Lalu....
Kujawab dengan membuat kebun bunga khusus didalam rumahku
Kubikin lebih indah
Kutata lebih rapi
dan lebih-lebih yang lainnya
Kumampu seperti itu sebab istriku setuju membantu
Rumahku pun jadi lebih semarak semerbak semenjak itu
PS: ni perasaan abi setelah denger cerita kamu, anakku
nanti disambung lagi....
Jumat, 29 Februari 2008
Trilogi Puisi Bapak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar